Monday, July 22, 2013

The Windmill

Di bawah pohon. . . .
Sendiri ku duduk termenung
Kau datang. . . .
Dengan suara lantang
Menyapa. . . .
Berulang kali
Kau menghampiri
Mendekati. . . .
Aku tak peduli

Rayuanmu berjaya
Tertundukku
Menyerah. . . . 
Aku pun mengangguk
Berdiri segera
Beranjak meninggalkan
Rumah di bawah pohon itu

Sentiasa. . . .
Kau berdiri
Di sampingku, menyenangkan
Buatkan bunga senyumku merekah
Mempesona, nikmatnya
Meski ku tahu
Kau berbohong
Ku terlanjur basah
Tenggelam
Dalam tawananmu

Bersamamu. . . .
Ku melihat pelangi
Indahnya penuh pikat
Bersamamu. . . .
Ku melihat fatamorgana
Hampanya memilukan jiwa

Kata-katamu laksana pedang
Mematahkan akal, logika. . . .
Dengan itu
Sehingga aku yakin dan mampu
Pelajaran berharga
Seumur hidupku

Hari itu. . . .
Kau diam
Dengan berjuta kata-kata
Dia memberitahu. . . .
Ini sudah berakhir

Teringin sangat
Mengejarmu. . . .
Ku suka bersamamu
Ku tak katakan itu

Kembali. . . .
Ku ke rumah di bawah pohon
Walau. . . .
Langit kita tak lagi sama
Ku telah lebih mampu memandangnya

Bila kan masa itu tiba
Ku berjanji
Dengan kehendak-Nya
Ku kan menemui kembali
Seperti
Kau mencari-cariku di saat dulu lagi



No comments:

Post a Comment