Kamu
Tidak Terlambat
(You are not Late!)
Awalnya saya
tidak begitu percaya diri menulis kembali puisi ini dan lalu mempublikasikannya,
meski hanya di dunia maya. Kebanyakan orang di sekitar saya mengganggap puisi
itu mellow dan manja. Jadi
seakan-akan puisi terkesan lebay, padahal saya ini sudah dicap ‘lebay’.
Lha, yo tambah lebay berganda, haha. Ah, peduli amat apa kata
orang, apalagi kata dunia. Siapa elu siapa gue, gitu kate
orang Jakarta, hehe Bahasa lebih halusnya orang yang konsisten dan berkarakter seperti
ini,
“Setiap orang
memiliki prinsip/keyakinan (jiwanya) yang tidak akan mampu diruntuhkan oleh sedikitpun
keraguan (jiwanya yang lain), apalagi hanya dari pengaruh luar (orang lain)”.
Setelah
membaca buku karangan Pak Habibie yang berjudul Habibie&Ainun; tenyata
beliau, Pak Habibie sendiri, juga menulis puisi padahal beliau adalah seorang
Profesor bidang Sains dan Teknologi dan pembuat pesawat terbang. Rupanya juga,
panglima Islam yang terkenal (maaf, saya lupa namanya) juga sangat menyukai puisi/syair.Bagi
kedua tokoh yang saya kagumi dan hormati tersebut, puisi yang mereka tulis dan
baca telah berdampak luar biasa dalam kehidupan mereka sehingga disadari atau
tidak telah mengantarkan mereka menjadi tokoh yang super, sukses dan
terpandang.
Lalu, ada apa
dengan saya?Saya ini siapa?Saya bukan lah orang jenius seperti Pak Habibie
ataupun kesatria ahli perang. Saya adalah manusia yang justru sedang
mempelajari dan mengajar bahasa dan sastra. Terus, kenapa saya tidak percaya
diri menulis dan membaca puisi. Tanya, kenapa? Apa alasannya? Justru kisah saya
ini yang tidak logis dan membingungkan. Ibarat saya ini petani yang kerjanya
menanam padi tapi tidak doyan makan nasi, hahaha Lha, yo aneh to!
Saya memang
sengaja menulis note kecil dan sederhana ini hanya dengan niatan untuk
berbagi, bukan materi memang tapi harganya lebih dari materi manapun –
pemikiran. Tidak peduli profesi Anda (tapi mesti halalan toyyiban, lho
ya), jangan mengentengkan
kekuatan syair/puisi – The Power of Letters. Bukti dan contohnya
sudah buuuuuuanyak!seabrek! Kalau masih belum percaya, sepertinya Anda kurang
sehat sehingga kurang bisa konsentrasi, hehe ^_^
Berikut ini
adalah sebuah puisi (yang mungkin tidak puitis karena bahasanya yang lugas dan
mudah diinterpretasikan dengan beragam kesimpulan) yang saya tulis pada suatu
pagi 27 Ramadhan 1433H di atas meja kerja kesayangan ditemani Chiku yang
terlantung-lantung kesepian menunggu Tuannya nampak di bawah jendela kamar.
Kamu Tidak Terlambat
You are not Late!
Gadis kecil itu
terdiam lama….
Mematung diri
di depan sebuah kaca
display toko
pakaian terkenal di kotanya….
Tanpa
berkedip, penuh pesona,
Dia menatap
sebuah gaun wanita yang amat sangat cantik nan indah bagai permata
Gadis itu
begitu mengaguminya….
Entah sudah
berapa lama….berapa tahun….
Baginya,
Gaun itu
adalah yang paling anggun di dunia
Meski jalan
pulang menjadi lama dan panjang….
Gadis itu
tetap teguh melangkahkan kakinya….
Terus
berjalan dan…. kemudian berhenti, berdiri….
Karenanya dia
bisa menatap gaun indah itu lagi dan lagi,
Setiap hari….
Dia tahu….
Dia miskin
dan tidak cantik
Dia tahu….
Dia kurang
pantas mengenakan gaun itu
Dia tahu….
Dia tidak
mampu memilikinya
Dia pun
tahu….
Dia harus
segera berhenti bermimipi….
Kemudian,
Gadis itu
berjalan menunduk pergi….
Matanya
berkaca-kaca
Tak
setetes pun dia
biarkan jatuh berlinang di wajahnya.
Beberapa
tahun kemudian….
Gadis kecil
itu beranjak dewasa…..
Dalam
hidupnya,
Dia telah
melihat dan juga sempat pernah memakai baju-baju yang indah
Walaupun
begitu….
Baju yang
dipandangnya semasa kecil dulu
Tak pernah
tergantikan….
Selalu ada di
dalam hatinya, harapannya
Sungguh
kasihan….
Gadis itu
masihlah miskin dan tidak cantik
Menyadari
semua itu….
Gadis itu
berdoa siang dan malam
Dia sangat
percaya dan yakin bahwa
Ada Kekuatan
yang melebihi segala-galanya
Yang mampu
merubah keadaan apapun
Dan hanya
oleh-Nya….
Semuanya bisa
Pada suatu
hari….
Gadis itu
memberanikan diri
Melihat gaun
itu lagi
Kebiasaan
lamanya pun terulang kembali
Memandangnya
membuatnya begitu bahagia tak terkira….
Dia
sangat-sangat menikmatinya walau hanya dengan sepasang bola mata
Tak lama
kemudian….
Seorang
wanita cantik menyapa,
Dia bertanya
pada gadis itu,
“Kamu
menyukainya?”
Gadis itu
terkejut
Dia menjawab
diam dan tersenyum malu
Wanita cantik
itu berkata lagi,
“Gaun ini
hanya ada satu di dunia ini
dan hanya
satu orang yang bisa beruntung memilikinya.”
Wajah gadis
itu menjadi sayu layu
“Datanglah
lagi, mungkin kau yang beruntung.” Usul wanita cantik
Entah apa
yang dirasakan gadis itu….
Dia menjadi
sangat bingung dan tidak bisa tidur
Keesokan
harinya….
Sang gadis
datang lagi
Dengan
perasaan yang tenang
Menampilkan kesederhanaan jiwanya
Walau
sebenarnya….
Hatinya
berdebar-debar sangat kencang
Wanita cantik
itu membuka pintu
Dengan suara
yang indah dan lembut
Dia berkata,
“Kamu tidak
terlambat, Wahai Gadis”
Memerah pipi
sang gadis
“Tapi, maafkan
aku, kamu masih belum beruntung.”
Kemudian,
Gadis itu
berjalan tegak pergi….
Matanya
berkaca-kaca
Tiap
tetes air matanya
dia biarkan jatuh berlinang di wajahnya.
